well, posting kali ini terinspirasi dari banyaknya kejadian di Indonesia ini yang katanya beda keyakinan itu ga apa-apa, asal sama-sama saling mencintai. tapi sebenernya boleh ga sih? well, untuk saat ini, aku pengen bahas secara kristiani. *yang lain, baca boleh kok.. ;)
sebenernya bingung mau mulai dari mana. tapi aku bakal mulai dari kekaguman aku pada salah seorang temanku. saat ini dia memang sedang menjalin hubungan dengan seseorang yang beda keyakinan. suatu saat pernah ditanya oleh temanku yang lain. kalau misal kamu udah cinta banget sama dia, trus pas kamu mau lamar dia, kamu suruh tinggalkan keyakinan kamu, apa kamu bakal lakuin? dan kagumnya aku sama dia adalah dia jawab kalau dia ga akan ninggalkan keyakinannya, dan dia akan tinggalin pasangannya. dia ga mau kalau cuma gara-gara kaya gitu, dia tinggalkan keyakinannya.
hal lain, aku pernah menghadiri sebuah ibadah paskah. waktu itu diadakan oleh Persekutuan Siswa Kristen di sekolah aku. saat itu mengundang pembicara dari Bali, dan beliau ini adalah seorang konselor juga untuk anak-anak muda. beliau bilang, "saya ini adalah penghancur banyak hubungan anak muda. saya memberikan satu syarat, ketika mereka mau sharing sama saya tentang hubungan sama pasangannya, padahal pasangannya itu beda keyakinan, saya akan minta dia untuk putuskan dulu pacarnya, baru boleh sharing." wow..
di kesempatan lain, aku kembali menghadiri ibadah yang diadakan sama anak-anak Kristen di sekolah aku. saat itu mengundang pendeta dari Jogja. dan dia mengingatkan bahwa ternyata pernikahan beda keyakinan itu secara hukum di Indonesia tidak boleh. *lupa undang-undangnya di mana.
bahkan di Alkitab pun udah dikatakan di dalam 2korintus 6:14. intinya Tuhan sendiri juga udah ga ngebolehin
buat kasih ilustrasi sederhana, aku pernah baca nih di salah satu notes temen aku, yang kebetulan dia ini adalah salah satu motivator di bidang cinta dan relationship.
hubungan dengan beda keyakinan itu bagaikan dua orang yang bergandengan tangan, yang satu (orang percaya) ada di atas meja, dan yang lain ada di bawah meja. nah, lebih mudah kita yang narik mereka ke atas atau mereka yang akan narik kita ke bawah? sebagian besar pasti bakal jawab lebih mudah mereka menarik kita ke bawah. dan itulah yang terjadi pada hubungan beda keyakinan.
percuma aja kita bilang, kita bakal bawa mereka ke gereja, kita bakal bawa mereka bertobat. inget ilustrasi tadi.. kita bakal susah buat mewujudkan janji-janji kita tersebut. yang ada malah terjadi sebaliknya. mau tinggalin Dia cuma gara-gara cinta? haduh, ga banget deh.
so, aku saranin banget buat ga ngelakuin itu. aliasnya kalau kita ngelakuin itu, ujung-ujungnya kita bakal dihadapkan pada pilihan : mau tinggalkan Tuhan atau tinggalkan pasangan kamu. dan itu semua akan kembali lagi pada diri kita, apa yang akan kita pilih.
aku percaya bahwa kita punya pacar atau enggak, semua itu tetap keadaan yang terbaik kok. ga selamanya keadaan baik itu dinilai dari punya atau ga nya pacar. yang pasti serahkan semua kehidupan kita, apalagi cerita cinta kita, pada-Nya. aku percaya, Dia akan selalu membuat segalanya indah, bahkan lebih indah dari yang pernah kita pikirkan. :)
semoga bermanfaat....
see ya in the next post.
God bless you all. :)

blog-nya kereeen nia! folbek punyaku jg ya *promosi*
BalasHapusSebagai seorang yg moderat, emang sistem legal di Indonesia masih kurang "down to the earth" masalah ginian. Di Pancasila bukannya ada tuh "Ketuhanan Yang Maha Esa", seharusnya pemerintah bisa bikin legislasi yang meng-cover hal2 kayak perniakhan lintas agama dll. Ini negara demokrasi loh, bukan teokrasi. SO semua balik ke diri sendiri aja, enaknya gimana :D
haha.. kayanya udah aku follow deh don.. :D
BalasHapussetuju don. awale aku juga ga percaya kalo di UU Pernikahan ada hal kaya gini. tapi waktu tanya bu yunias emang bener itu ada.
ujung-ujungnya emang kembali lagi ke diri kita, apa yang mau kita ambil. :D