Tanggal 15 februari lalu, ketika para pembaca blog yang
menjadi teman di facebook atau twitterku, pasti tahu aku update status atau
nge-tweet seperti ini :
selamat pagi. tanggal 15 Februari diperingati sebagai hari kanker anak internasional.
Yap, aku tulis status/tweet itu di tanggal 15 Februari. Selain
itu, untuk memberi kontribusi mengenai hal ini, aku mengganti ava twitterku
dengan lambang YPKAI (Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia). Lambangnya sederhana,
seperti ini nih...
Well, bahkan sampai ngadain kultwit juga di salah satu akun
yang di situ aku jadi admin. Dan ternyata menimbulkan respon yang positif dari
follower-follower yang ada. So, aku share juga apa yang udah aku kultwit
kemarin. J
Kita tahu bahwa saat ini, banyak sekali jenis penyakit yang
muncul di dunia, bahkan banyak penyakit-penyakit baru, salah satunya adalah
kanker. Penderita kanker tidak pandang bulu, bisa pria, wanita, orang dewasa,
bahkan anak-anak. Dan kita bisa lihat bahwa penderita kanker setiap tahunnya
terus meningkat, dan banyak juga dari mereka yang terenggut nyawanya.
Saat ini, aku memusatkan pembahasan pada kanker anak. Banyak
anak-anak yang harus terenggut nyawanya hanya karena kanker. Sebenarnya kanker pada
anak bisa disembuhkan, asalkan tidak terlambat untuk penanganannya. Tapi ironisnya,
kebanyakan dari mereka terlambat ditangani, sehingga ajal pun tak dapat
terhindari.
Ketika anak yang menderita kanker berasal dari kalangan
keluarga yang mampu, aku rasa ga ada masalah. Yang menjadi masalah hanya
pengetahuan mengenai gejala-gejala kanker yang muncul pada stadium-stadium
ringan.
Tapi kita bisa mengamati, ketika penderita kanker berasal
dari keluarga yang kurang mampu, kebanyakan dari mereka tidak dapat ditangani
dengan baik. Salah satu yang menjadi masalah adalah masalah ekonomi. Perawatan untuk
kanker sendiri membutuhkan waktu yang lama dan pastinya dana yang besar. Hal
inilah yang tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang berasal dari keluarga
yang ga mampu.
Orang tua dari kalangan yang kurang mampu, mungkin melihat
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik anaknya, tapi mereka tidak
tahu harus berbuat apa. Ketika akan membawa ke rumah sakit, mereka tidak
memiliki biaya untuk berobat. Akhirnya mereka hanya membawa ke dukun atau orang
pintar untuk menyembuhkannya. Tapi hal yang mereka lakukan itu tidak akan
berhasil membawa kesembuhan, karena tidak menemukan apa yang sebenarnya dialami
oleh si anak.
Akhirnya ketika keadaan semakin memburuk, mereka baru
membawa anaknya di rumah sakit. Karena keadaan ini, maka anak-anak ini ketika
sampai di rumah sakit dan diperiksa sudah pada tingkat stadium yang tinggi/akhir.
Sehingga penanganan apapun yang dilakukan akan sulit untuk menghilangkan sel
kanker yang sudah menyebar ke organ-organ lain.
Peristiwa ini menjadi keprihatinan banyak orang. Sehingga ada
banyak yayasan yang berdiri untuk mengurangi angka kematian anak akibat kanker.
Misalnya saja YPKAI, YOAI, YKAKI, YAI, dan Rachel House yang banyak bekerja
sama dengan RSK Dharmais. Para yayasan ini saling bekerja sama untuk mencegah
bertambahnya penderita kanker anak.
Yayasan-yayasan ini memberikan fasilitas-fasilitas untuk
para penderita kanker anak dan juga keluarganya. ada dari yayasan tersebut yang
memberikan rumah singgah bagi penderita kanker yang berasal dari luar kota dan
tidak memiliki tempat tinggal. Bahkan ada juga yang berusaha memenuhi
permintaan-permintaan dari anak penderita kanker, yang bisa saja menjadi last
wish mereka.
Keinget sama kata-kata Pandji Pragiwaksono
Kita punya masa kecil untuk diceritakan, mereka punya masa depan untuk diperjuangkan.
Selamat hari kanker anak internasional. Semoga ga banyak
lagi anak-anak yang harus meninggal karena kanker. J

Tidak ada komentar:
Posting Komentar