Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tumpah darah Indonesia.
Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Delapan puluh enam tahun yang silam, pemuda-pemuda Indonesia
menyebutkan kata-kata tersebut sebagai ikrar mereka, yang saat ini kita sebut
sebagai Sumpah Pemuda. Tentu semua itu adalah suatu gagasan persatuan yang
diinginkan oleh para pemuda Indonesia pada saat itu, semua pemuda satu tumpah
darah, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Apakah saat ini kita juga masih bisa meniru semangat juang
mereka? Di masa lampau, semangat juang mereka untuk mempersatukan Indonesia
begitu besar. Mereka berusaha untuk membentuk suatu kekuatan nasional guna melawan
penjajah. Saat ini, apakah semangat itu masih sama berkobarnya dalam setiap
kita, anak-anak muda Indonesia? Meski negara kita sudah tidak dijajah seperti
penjajahan di masa lalu, tapi tantangan kita untuk saat ini justru lebih besar.
Ketika semangat itu meluntur, apa yang bisa kita lakukan?
Yuk, terus jaga persatuan di antara kita, sesama pemuda
Indonesia, meskipun kita berbeda. Berbeda dalam suku, ras, agama, dan lain
sebagainya, tapi kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia. Bukankah perbedaan itu
yang justru akan memperkaya kita? Kita dapat salling belajar dari kebudayaan
lain, dan semakin memperkaya pengetahuan kita akan budaya-budaya yang ada di
Indonesia. Kita juga dapat mengembangkan sikap saling menghargai perbedaan yang
terjadi antarsuku, agama, ras, dan lain sebagainya. Bukankah itu justru baik?
Aku seorang Kristiani dan merupakan keturunan Tionghoa, tapi
Indonesia tetap negaraku. Justru di sinilah aku banyak belajar menghargai orang
lain. Aku belajar mengenal kebiasaan, hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh
umat Islam, Hindu, Budha. Aku juga belajar bahasa daerah tempat aku tinggal,
bahasa Jawa. Aku juga belajar bagaimana orang Jawa berinteraksi dengan orang
lain. Aku belajar bagaimana cara bicara teman-teman aku yang Betawi, orang
Sumatra (Batak), orang Kalimantan, orang Sulawesi, orang Bali, orang Nusa
Tenggara, orang Papua. Aku belajar banyak dari negara ini, dan menurutku negara
ini sangat-sangat keren! Kenapa? Karena punya satu semboyan, Bhinneka Tunggal
Ika, Indonesia yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa daerah, dan
sebagainya, namun tetap berada dalam satu naungan negara Indonesia.
Persatuan Indonesia tidak juga langsung dimulai dari hal-hal
yang besar. Kita bisa kok mulai dari hal-hal yang kecil. Coba deh kita mulai
berlajar bersikap toleran kepada orang lain, terutama ketika itu berkaitan
dengan kepercayaan dan adat mereka. Sulit? Enggak kok. Aku juga sudah
membuktikannya. Ketika rasa toleransi itu ada, maka persatuan yang sudah kita
bangun akan menyebar ke orang-orang lain, sehingga nantinya akan bisa sampai ke
tingkat se-Indonesia. Mustahil? Ga mustahil kalau kita mau mencoba.
*teringat status dari Presiden baru kita, Pak Joko Widodo.
Selamat memperingati Sumpah Pemuda 1928, dan ingat kata Bung Karno, “Kita jangan mewarisi abu-nya sumpah pemuda, tapi kita harus mewarisi api-nya sumpah pemuda.”
Kobarkan terus semangat persatuan Sumpah Pemuda. Jangan menjadi
biang perpecahan di lingkungan kita. Semoga Indonesia makin jaya, dan tetap
ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar