Buscar

28 Okt 2014

Sumpah Pemuda



Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tumpah darah Indonesia.
Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Delapan puluh enam tahun yang silam, pemuda-pemuda Indonesia menyebutkan kata-kata tersebut sebagai ikrar mereka, yang saat ini kita sebut sebagai Sumpah Pemuda. Tentu semua itu adalah suatu gagasan persatuan yang diinginkan oleh para pemuda Indonesia pada saat itu, semua pemuda satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.

Apakah saat ini kita juga masih bisa meniru semangat juang mereka? Di masa lampau, semangat juang mereka untuk mempersatukan Indonesia begitu besar. Mereka berusaha untuk membentuk suatu kekuatan nasional guna melawan penjajah. Saat ini, apakah semangat itu masih sama berkobarnya dalam setiap kita, anak-anak muda Indonesia? Meski negara kita sudah tidak dijajah seperti penjajahan di masa lalu, tapi tantangan kita untuk saat ini justru lebih besar. Ketika semangat itu meluntur, apa yang bisa kita lakukan?

Yuk, terus jaga persatuan di antara kita, sesama pemuda Indonesia, meskipun kita berbeda. Berbeda dalam suku, ras, agama, dan lain sebagainya, tapi kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia. Bukankah perbedaan itu yang justru akan memperkaya kita? Kita dapat salling belajar dari kebudayaan lain, dan semakin memperkaya pengetahuan kita akan budaya-budaya yang ada di Indonesia. Kita juga dapat mengembangkan sikap saling menghargai perbedaan yang terjadi antarsuku, agama, ras, dan lain sebagainya. Bukankah itu justru baik?

Aku seorang Kristiani dan merupakan keturunan Tionghoa, tapi Indonesia tetap negaraku. Justru di sinilah aku banyak belajar menghargai orang lain. Aku belajar mengenal kebiasaan, hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam, Hindu, Budha. Aku juga belajar bahasa daerah tempat aku tinggal, bahasa Jawa. Aku juga belajar bagaimana orang Jawa berinteraksi dengan orang lain. Aku belajar bagaimana cara bicara teman-teman aku yang Betawi, orang Sumatra (Batak), orang Kalimantan, orang Sulawesi, orang Bali, orang Nusa Tenggara, orang Papua. Aku belajar banyak dari negara ini, dan menurutku negara ini sangat-sangat keren! Kenapa? Karena punya satu semboyan, Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa daerah, dan sebagainya, namun tetap berada dalam satu naungan negara Indonesia.

Persatuan Indonesia tidak juga langsung dimulai dari hal-hal yang besar. Kita bisa kok mulai dari hal-hal yang kecil. Coba deh kita mulai berlajar bersikap toleran kepada orang lain, terutama ketika itu berkaitan dengan kepercayaan dan adat mereka. Sulit? Enggak kok. Aku juga sudah membuktikannya. Ketika rasa toleransi itu ada, maka persatuan yang sudah kita bangun akan menyebar ke orang-orang lain, sehingga nantinya akan bisa sampai ke tingkat se-Indonesia. Mustahil? Ga mustahil kalau kita mau mencoba.

*teringat status dari Presiden baru kita, Pak Joko Widodo.

Selamat memperingati Sumpah Pemuda 1928, dan ingat kata Bung Karno, “Kita jangan mewarisi abu-nya sumpah pemuda, tapi kita harus mewarisi api-nya sumpah pemuda.”


Kobarkan terus semangat persatuan Sumpah Pemuda. Jangan menjadi biang perpecahan di lingkungan kita. Semoga Indonesia makin jaya, dan tetap ber-Bhinneka Tunggal Ika. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar